Keakuratan data dalam proses bisnis akan menjadi hal yang sangat penting terutama mengenai data security. Karena data tersebut diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan, baik untuk perekrutan, pendidikan dan pelatihan serta penugasan security. Selain itu dengan basis data prosesnya cepat dan mudah, karena terdapat software pembantu pada basis data yang disebut Database Management System (DBMS) yang dapat mengorganisasi, memanipulasi (mengubah, menyimpan, menghapus) maupun mengambil data kembali. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, dan menjamin konsistensi data. Kemudahan dalam pengoperasian ini dimaksudkan untuk pengguna demi meningkatkan kinerja pada bagian operasional dalam mengolah data. Dan proses kecepatan berguna untuk menampilkan data atau informasi tentang data security yang memiliki banyak record dengan cepat tanpa memakan banyak waktu dalam mencari file yang tersimpan di dalam arsip.

Oleh karena itu untuk mendukung sistem informasi security yang efektif perlu dirancang suatu sistem basis data security yang lebih komprehensif, sehingga akan mempermudah dalam mengolah data – data yang dibutuhkan.

Siklus Hidup Aplikasi Basis Data menurut Connoly dan Begg

Metodologi perancangan basis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metodologi yang dibuat oleh Connoly dan Begg seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

siklus

Keterangan gambar :

1. Database planning

Yakni kegiatan perencanaan, agar kegiatan di tiap-tiap stage pada siklus hidup dapat direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin.

2. System Definition

Yakni kegiatan menentukan ruang lingkup dan batasan pada aplikasi basis data, pengguna, dan area aplikasi.

3. Requirements collection and analysis

Yakni kegiatan pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data.

4. Database design

Yakni kegiatan perancangan konseptual, logikal, dan fisikal pada basis data.

5. DBMS selection (optional)

Yakni kegiatan menyeleksi DBMS yang cocok untuk diterapkan pada aplikasi basis data.

6. Application design

Yakni kegiatan perancangan user interface dan program aplikasi yang akan digunakan dan akan memproses basis data.

7. Prototyping (optional)

Yakni kegiatan membangun model pekerjaan atau kegiatan pada aplikasi basis data, yang memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana tampilan dan kegunaan dari sistem yang dihasilkan.

8. Implementation

Membuat bagian luar (external), konseptual, dan mendefinisikan basis data internal, serta program aplikasi.

9. Data conversion and loading

Yaitu peralihan dengan pemuatan sistem lama ke sistem yang baru.

10. Testing

Dengan menguji coba kesalahan atau error pada aplikasi basis data dan memvalidasikan penentuan kebutuhan pengguna.

11. Operational maintenance

Pada stage ini aplikasi basis data secara penuh diterapkan, dimana sistem secara terus menerus diawasi dan dipelihara. Akan sangat penting apabila kebutuhan yang baru tergabung pada aplikasi basis data melalui stage sebelumnya pada siklus hidup

Sebelum adanya sistem basis data, sistem yang digunakan untuk mengelola data adalah sistem file atau dikenal juga dengan file-based system.

Menurut Connoly (2002,p7), file-based system adalah kumpulan dari program aplikasi yang berfungsi untuk menghasilkan laporan untuk pengguna. Tiap program mempunyai dan mengelola datanya masing-masing.

File-based system sebagai sistem penyimpanan dan pengurutan data dengan cara mengumpulkan data-data yang sejenis, memberi judul atau label dan melakukan index berdasarkan alfabet, untuk memudahkan proses pencarian data kembali.

Sistem ini menggunakan metode desentralisasi yang berarti masing-masing departemen menyimpan dan mengontrol datanya masing-masing.

File-based system menggunakan program aplikasi yang dapat memproses data sehingga dapat menghasilkan laporan yang dapat digunakan oleh masing-masing departemen yang mengelolanya.

Sistem ini dapat bekerja dengan baik apabila jumlah data yang disimpan tidak terlalu banyak, bahkan dapat bekerja dengan baik pada data dengan jumlah banyak tetapi hanya bila proses yang dilakukan adalah simpan dan ambil data. Sistem mulai tidak bekerja dengan baik saat diperlukan proses cek silang antar data, atau saat data berhubungan dengan data lain.

Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu sistem file adalah sistem penyimpanan data dengan sistem pengurutan tertentu dengan tingkat keterkaitan antar file yang sangat rendah. Beberapa kekurangan dari sistem file adalah:

1. Duplikasi data

Karena menggunakan metode desentralisasi, tiap departemen mempunyai file masing-masing dan terjadinya duplikasi data tidak dapat dihindari. Duplikasi data membuang biaya karena butuh tempat penyimpanan lebih, karena harus memasukkan data lebih dari satu kali, dan dapat menyebabkan hilangnya integritas data.

2. Pemisahan dan isolasi data

Saat data disimpan pada beberapa file, akan ada kesulitan saat kita perlu memproses suatu data yang berhubungan dengan data di file yang berbeda.

3. Ketergantungan data

Apabila data dalam beberapa file saling terkait maka bila kita ingin mengubah suatu spesifikasi dari data, misalnya mengubah nama field, maka kita harus mengetahui semua file dan data yang terhubung dan memodifikasi semua file dan data tersebut. Proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

4. Ketidaksesuaian format

Struktur dari suatu file tergantung dari bahasa pemrograman yang membangunnya. Bila file dibangun menggunakan COBOL maka filefile yang dibangun menggunakan C. tersebut belum tentu bisa digabungkan dengan

5. Peningkatan jumlah program aplikasi secara cepat

Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaan file sehingga dapat menyebabkan tidak sesuainya hasil yang diharapkan.

Karena beberapa kekurangan inilah maka dikembangkan sistem baru yaitu basis data.